5 Hal yang Wajib di Perhatikan saat Khitan

[et_pb_section fb_built=”1″ specialty=”on” _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”][et_pb_column type=”3_4″ specialty_columns=”3″][et_pb_row_inner _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”][et_pb_column_inner saved_specialty_column_type=”3_4″ _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default”][et_pb_text _builder_version=”4.9.4″ _module_preset=”default” hover_enabled=”0″ sticky_enabled=”0″]

5 Hal yang Wajib di Perhatikan saat Khitan – Anak kerap kali ketakutan saat anda membahas tentang khitan atau sunat. Terkadang orangtua menjadi bingung bagaimana harus membujuk anak untuk mau dikhitan. Oleh karena itu, sebaiknya waktu khitan yang tepat adalah ketika masih bayi. Menurut bahasa khitan artinya pemotongan sebagian dari kulit yang berusaha menutupi penis pada laki-laki. Tidak hanya laki-laki, perempuan juga disarankan untuk pemotongan kulit di bagian atas alat kelaminnya. Tujuan khitan agar dapat mencegah banyak penyakit di bagian kelamin.

5 Hal yang Wajib di Perhatikan saat Khitan

Orangtua harus jelaskan tujuan dari khitan kepada anak. Tindakan khitan dilakukan saat anak menjelang baliqh pada umat islam. Tidak hanya memberitahu apa tujuan dari khitan tetapi juga manfaat khitan itu sendiri. Perhatikan hal-hal di bawah ini sebelum meminta anak untuk di khitan.

Ketahui manfaat khitan

Istilah medis dari khitan atau sunat adalah tindakan sirkumsisi. Ada banyak manfaat yang akan didapatkan ketika melakukan proses sirkumsisi. Anak akan terhindar dari penyakit fimosis atau juga paraphimosis yaitu kondisi dimana kulup penis tidak dapat ditarik atau akan terjebak di ujung penis.

  • Metode khitan

Terdapat dua metode untuk melakukan khitan yaitu konvensional dan menggunakan smart clamp. Metode pemotongan dengan konvensional sudah dilakukan sejak dahulu, caranya memotong kulup dan dijahit sedangkan untuk smart clamp merupakan metode yang baru. Metode ini dilakukan dengan cara pemberhentian aliran darah ke preputium. Namun, metode kedua lebih butuh proses yang lama dibandingkan metode konvensional.

Anak akan selalu diberikan anestesi terlebih dahulu agar proses sirkumsisi lebih mudah.

  • Orang yang tidak bisa dikhitan

Terdapat beberapa kasus dimana orang tidak bisa dilakukan sunat atau khitan. Tindakan khitan akan menambah terjadinya komplikasi risiko. Salah satunya adalah kondisi medis dari orang yang memiliki hipospadia. Orang dengan riwayat penyakit ini merupakan penyakit dengan kondisi orang tersebut sudah khitan di dalam kandungan. Selain itu, orang dengan penyakit epispadia. Penyakit epispadia adalah adanya bagian dorsal pada penis.

Tidak hanya itu orang dengan kelainan pembekuan darah juga tidak dianjurkan untuk melaksanakan khitan. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk bisa menemukan apakah anak memiliki kelainan organ atau tidak. Dokter akan langsung memberikan penjelasan bahkan penanganan yang tepat jika memang terdapat riwayat penyakit di atas.

  • Usia tepat untuk khitan

Dari segi medis, sebenarnya tidak ada usia yang dianggap ideal untuk melaksanakan tindakan khitan. Apabila tidak memiliki riwayat penyakit, anda bisa melakukan kapan saja untuk anak. Pentingnya jelaskan tujuan dari khitan pada anak agar anak lebih berani. Jika khitan dilakukan sejak bayi, maka bayi tidak terlalu bergerak dan penyembuhan cepat.untuk usia sekolah dasar, harus dipegang dan dilakukan pembiusan total.

  • Memberikan edukasi kepada anak

Setelah melakukan proses khitan, jelaskan tujuan dari khitan pada anak terus menerus pada anak supaya anak lebih paham manfaatnya. Selain untuk menjalankan syariat islam juga untuk kesehatan. Beritahu pada anak rasa nyeri yang dirasakan, itu merupakan hal wajar setelah di khitan. Oleh karena itu, anak harus menggunakan celana lebih longgar dan selalu membersihkan bagian penis setelah setelah buang air.

[/et_pb_text][/et_pb_column_inner][/et_pb_row_inner][/et_pb_column][et_pb_column type=”1_4″][et_pb_sidebar area=”et_pb_widget_area_1″ _builder_version=”4.4.9″ body_font=”|700|||||||” body_text_color=”#000000″ background_color=”#e8e8e8″ custom_padding=”10px|10px|10px|10px|true|true” border_width_all=”1.2px” border_color_all=”rgba(0,0,0,0)” border_color_all__hover_enabled=”on|hover” border_color_all__hover=”#eb3155″ body_text_color__hover_enabled=”on|hover” body_text_color__hover=”#eb3155″ global_module=”987466610″][/et_pb_sidebar][/et_pb_column][/et_pb_section]